Laki-laki itu aku lihat terduduk lemas di meja kerjanya. Penat yang teramat sangat terpancar dari raut mukanya. Aku yakin walaupun matanya menghadap layar komputer tapi tidak dengan pikirannya. Istrinya sedang di rawat di rumah sakit, biayanya pun tidak sedikit. Aku menoleh ke arahnya lagi, tampak laki-laki itu tertidur di hadapan komputernya.
Aku melihat lelaki itu begitu tegar di samping jenazah istrinya, raut sedih tampak sekali di wajahnya.Berusaha memeluk buah hatinya yang menangis di tinggal sosok ibunya.
Beberapa minggu meja kerja lelaki itu tampak kosong tak bertuan. Sedang apakah lelaki itu? mungkin dia sangat terpukul atas kepergian istrinya.
Lelaki itu muncul kembali. beberapa kali menghabiskan malam di kantor dengan main game di monitor komputernya. Bagaimana dengan buah hatinya pikirku, sudah malam waktunya untuk belajar dan mengerjakan PR.
Pagi-pagi kudapati di meja kerjaku ada buku yasin yang dikemas cantik dengan tas mungil berwarna merah marun, cantik sekali. Peringatan 40 hari istri dari lelaki itu. Pasti beliau sudah tenang di alam sana. tanpa disangka lelaki itu juga memberiku blazer yang masih bagus peninggalan Almarhumah. Aku pun terharu.
Lelaki itu aku lihat kini lebih sering bermain dengan telepon genggamnya. iya, lebih sering ber sms. kesedihan yang dulu sangat terpancar kini mulai terhapuskan.Tapi manusia, pintar sekali menyembunyikan perasaan. Sedih itu untuk disimpan di hati, bukan untuk ditampilkan.
Kemarin siang, aku sempat berbagi cerita dengan lelaki itu. Ternyata dia sedang di sibukkan dengan kenalan barunya. Aku tersenyum, dasar lelaki..............
dasar lelaki, ahay :D
BalasHapusHahaha, u know lah
BalasHapusHehehe....lelaki yah...
BalasHapus@ mba allisa
BalasHapusbelum apa-apa sudah kebelet kawin lagi mba. hadeeeeh.....