Aku masih ingat dua tahun yang lalu, tepatnya hari sabtu pagi di bulan Mei. seperti biasa aku sama suami kunjungan rutin untuk periksa kandunganku yang sudah masuk bulan ke enam di salah satu rumah sakit ibu dan anak "H" .
Antrian disini selalu lama, jadi kita bercanda-bercanda aja sambil nunggu giliran. "Ibu Deni...."namaku sudah di sebut sama susternya. Buru-buru kita masuk ke ruang Dokter. Ketemu sama dokter O, masih cerah ceria kita cerita-cerita, konsultasi sana-sini. Waktunya periksa USG.
Enggak seperti biasanya, kali ini dokter O agak lama men USG perutku, diam dan terus menggerak-gerakkan alat USG. "Pak, sepertinya ada yang tidak beres dengan calon bayi bapak" itulah kalimat pertama yang di ucapkan dokter O setelah sekian lama men USG perutku. DEG......perasaanku sudah enggak enak.
Setelah mendapat penjelasan panjang lebar dari dokter O, kita pun mengerti sesuatu yang enggak beres itu apa. Kita menghujani beribu pertanyaan ke beliau kenapa baru sekarang ketahuan masalah sebesar ini.kita berdiskusi cukup lama. "Bagaimana bu, pak? Kemungkinan terburuk kita harus angkat bayi ibu sekarang."
Seperti disambar petir di siang bolong, seperti di tenggelamkan kedasar samudera yang paling dalam perasaan kami berdua saat itu.
Astagfirullah, ujian maha berat Engkau timpakan pada kami Ya Rabb. kalau enggak kuat iman bisa mati berdiri kita berdua saat itu.
"Apa tidak ada jalan keluar yang lebih baik dok?" tanya suami. "Kemungkinan bayi ini bisa hidup sangat kecil. Misalkan lahir dan hidup, butuh biaya operasi yang sangat besar" dokter o memberikan penjelasan.
Aku menguatkan diriku untuk enggak menangis disana. "Yaudah dok, kami enggak mungkin ngasih jawaban sekarang, yang jelas kami mau yang terbaik buat bayi kami, berapapun biayanya" aku memutuskan untuk minta petunjuk Allah dulu ke dokter O. "Maaf bu, memang ini sangat berat. Ibu enggak usah stres, semua pasti ada jalan keluar. Ibu Juga saya sarankan untuk mencari second opinion ke dokter lain." kata dokter O bijak.
Sekeluarnya dari ruangan dokter O, semua terasa gelap. Tertawa aja rasanya sudah sangat susah.
Kemana lagi kita ngadu kalo bukan sama Allah, Kita sedang dijewer, kita sedang diluruskan jalannya sama Allah. Aku menangis, suami juga menangis. Tapi kita mesti bangkit, bagaimana pun bayi ini darah daging kita, jantungnya masih berdetak. Buat apa kita menggagalkan hak hidup anak kita. Dosa kita sudah banyak, kalau kita ikuti saran dokter untuk menggagalkan kehamilan ini, Dosa Sebesar gunung bakal terus mengikuti kita.
Akhirnya kita cari second opinion ke dokter senior yang ada di kota ini, namanya dokter P. Dokter P sudah tua dan kata orang dia ini dokter kandungan yang terbaik. Beliau membenarkan diagnosa dari dokter O, tapi SANGAT TIDAK SETUJU dengan opsi menggagalkan kandungan. Beliaupun juga merujuk kita ke dokter Ahli Radiologi untuk diagnosa lebih dalam keadaan calon bayi kami.
Dari Ahli radiologi di Rumah Sakit B, kita dijelaskan kondisi secara rinci calon bayi kita. Air mata sudah habis rasanya, yang ada hanya Pasrah.
Tidak berhenti pada tiga dokter saja, kami juga berkonsultasi dengan Dokter Ahli Fetomaternal tentang perkembangan janin kami. kemanapun rela kami datangi demi menyelamatkan nyawa calon bayi kami. Tapi, semua berkata hal yang sama....."kita hanya bisa pasrah, kemungkinan sangat kecil calon bayi ibu lahir dalam kondisi hidup".
Secara medis sudah beribu cara kami tempuh, tak lupa kami juga berikhtiar di jalanNYA. Tiap bulan kami menggelar Yasinan bersama anak-anak dari panti asuhan, demi mendapatkan MukzizatNYA.Dan Allah telah memberikan jawaban yang terbaik dari segala ikhtiar kami.
Itulah kisah tersedih dalam hidup rumah tangga kami. Belum genap setahun, sudah mendapat cobaan yang super berat dari Yang Kuasa. Pelajaran yang kami dapat dari kejadian ini adalah, manusia berencana, tapi semua keputusan di tangan Allah SWT. Jalani dengan pasrah dan Ikhlas, jangan sekali-kali kita jauh dariNYA. Seberat apapun ujian itu buat kita, itulah Rencana Indah dari Allah yang kita enggak tau. Minta Tolong terus padaNYA, Dia pasti memberikan hasil akhir yang terbaik buat kita.
"Kania Dratistyono berpartisipasi dalam 'Saweran Kecebong 3 Warna' yang didalangi oleh Jeng Soes-Jeng Dewi-Jeng Nia". Disponsori oleh "Jeng Anggi, Desa Boneka, Kios 108"